Dari judul atau covernya mungkin banyak yang mengira kalau
ini film pasti tentang remaja percintaan. Ya, itu benar. Film yang berasal dari
Thailand ini mengangkat kisah yang tak
terduga. Film yang berdurasi 2 jam lebih ini cukup membuat para penontonnya tidak
akan mau berhenti sampai melihat endingnya. PERCAYA ! Jujur, saat melihat
durasi film ini sempat agak drop karena durasi yang cukup panjang dengan cerita
di awal-awal yang masih cukup membingungkan. Tapi tak ada rasa ingin berhenti,
mungkin karena dari pemainnya juga yang membuat mata melek terus, sebut saja
mario maurer yang berperan sebagai Tong. Setelah serius mengamati dan mencerna
akhirnya sedikit demi sedikit saya mengerti jalan ceritanya. Kalau bercerita
soal film thailand (diluar dari horor) saya sangat excited banget nontonnya.
Sudah cukup banyak film-film thailand yang saya tonton dan tak pernah membuat
kecewa. Mungkin karena film thailand yang umumnya menceritakan kisah yang
realistis dan tidak terlalu mendramatis sekali menjadi alasan untuk diminati.
Oke , to the point saja.
Jadi love a siam ini menceritakan tentang kisah percintaan sesama pria
(gay) ! Ya, hubungan dua orang anak manusia yang super duper ganteng + keren +
manis saling menyukai. Mungkin bagi yang belum menonton berfikir kenapa ini
dikategorikan sebagai ‘not bad movie’. Karena film ini tidak serta merta
menceritakan hubungan Tong dan Mew saja yang berhubungan secara tidak wajar. Sempat ilfeel juga sebenarnya saat tahu kalau
mereka (Tong dan mew) mempunyai hubungan special, apalagi ada adegan yang cukup
annoying (I can’t take looking Mario and Pchy kissing!). But, diluar dari
itu film ini patut untuk di tontot oleh kalangan siapapun. Karena sejatinya
film ini tidak menceritakan hubungan sesame pria yang lebih intim. Tapi
menjelaskan tentang dua keluarga yang berbeda yang masing-masing mempunyai
konflik yang serius. Dimana ke dua orang ini Tong dan Mew merasa memiliki
kehidupan yang sendiri. Mereka selalu merasa sepi apalagi Mew yang tidak
mempunyai siapa-siapa lagi setelah ditinggal pergi sang nenek. Dan kehidupan Tong meski mempunyai keluarga tapi merasa sepi sunyi dalam kehidupannya
lantaran kedua orang tuanya yang begitu sibuk. Hingga akhirnya itulah mengapa
mereka saling menyukai satu sama lain.
Film ini memberi
gambaran jelas, mengapa seorang anak remaja bisa terjatuh pada pilihan yang
tidak dikehendaki orangtua. Mew yang terbiasa dengan kesendiriannya dan juga
sifatnya yang sangat keras kepala. Sedangkan Tong yang terjebak dalam konflik
dingin keluarganya sendiri, hingga ia menemukan kembali “senyum” saat menemui
sahabat lamanya. Belum lagi ketegaran ibu Tong menghadapi suaminya yang berubah
180 derajat setelah ditinggal Tang saudara dari Tong.
Film
yang sangat mengharukan, have many moral lesson. Recommended-lah:)