"Apa Bedanya Simpati dan Empati?"
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengerti tentang
perasaan dan emosi orang lain serta kemampuan seseorang untuk membayangkan diri
sendiri di tempat orang lain atau merasakan apa yang dialami oleh orang lain.
Kemampuan untuk empati mulai dapat dimiliki seseorang ketika menduduki masa
kanak-kanak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua individu memiliki
dasar kemampuan untuk dapat berempati, hanya saja berbeda tingkat kedalaman dan
cara mengaktualisasikannya. Pada dasarnya empati hampir mirip dengan simpati,
tetapi di mata saya empati adalah sesuatu yang jauh lebih berharga dibandingkan
dengan simpati. Selain itu Empati merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
melakukan hubungan antar pribadi dengan coba memahami suatu permasalahan dari
sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Melalui empati, individu akan mampu
mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu permasalahan. Memahami
orang lain akan mendorong antar individu saling berbagi. Empati merupakan kunci
pengembangan leadership dalam diri individu.
Dunia yang semakin global dan ekonomi
pasar yang penuh dengan persaingan ketat membuat tenggang rasa dan empati
sosial masyarakat semakin rendah. Itu kenapa seringkali terjadi konflik
sosial di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat mencegah meluasnya dan
meminimalkan dampak negatif dari globalisasi adalah mensosialisasikan rasa
empati sejak dini. Keluarga adalah struktur sosial terkecil yang mampu
membentengi patologi sosial yang terus menggejala khususnya masyarakat
Indonesia. Lalu apa bedanya dengan simpati? Contoh sederhananya adalah seperti
ini: Ketika kita mendengar kabar kurang menyenangkan seperti salah seorang
teman yang sedang sakit, maka orang yang bersimpati akan mengirimkan text ke
teman “Cepat sembuh yah.. banyak istirahat kamu” tetapi bagi orang yang
berempati adalah mengambil sikap datang langsung menjeguk melihat keadaan
kerabat yang sedang terbaring sakit. Contoh sederhananya adalah seperti itu,
dimana empati lebih mendepankan perasaan dan kekuatan emosional seseorang yang
juga ikut merasakan apa yang telah dirasakan orang lain.
Di Era modern saat ini memang membuat kita lebih memilih jalan pintas, kita lebih memilih mengupdate "gws yah.." ketimbang datang untuk menjengung langsung. Salah? Tentu tidak. Hanya saja jika kita masih sempat melihat keadaan kerabat kita sesibuk apapun itu, tentu akan jauh lebih baik. Hal ini juga akan membangun tali silaturahmi yang jauh lebih baik antar sesama.
"Manusia adalah makhluk yang tercipta atas jutaan emosi dan ekspresi. Diantara jutaan emosi dan ekspresi itu, terselip empati di dalamnya. Semua manusia memiliki empati untuk merasakan dan berbagi. Ya, semua, namun hanya sedikit yang berani menunjukkannya. Ketika kamu sudah berani untuk berempati, disitulah kamu membagi hidupmu untuk jadi berkat untuk orang lain. Empati menjadikanmu manusia sesungguhnya (Anonim)"